Menyambut Lailatul Qadar

Menyambut Lailatul Qadar

Oleh : Drs. Solihin

(Guru PAI SMPN 1 Utan-Sumbawa-NTB)

zzzJamaah Jum’at hamba Allah yang berbahagia
Pertama-tama marilah kita persembahkan puji dan syukur kita kepada Allah, yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan yang apabila kita ingin menghitungnya niscaya kita tidak akan sanggup untuk menghitung kenikmatan tersebut, sebagaimana Allah telah berfirman:

Untitled

“dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”

Shalawat serta salam selalu terlimpah kepada nabi besar Muhammad beserta keluarga, shahabat dan kepada orang-orang yang mengikuti jejak beliau dengan baik sampai akhir zaman.
Jamaah Jum’at Yang Dirahmati Allah
Melalui Mimbar Yang Mulia ini Saya Ingin berwasiat kepada kita semua dan khususnya kepada diri pribadi saya sendiri, Didalam Bulan Ramadhan yang penuh Ampunan ini ,Marilah kita meningkatkan Taqwa kita kepada Allah Dengan sebenar-benar Taqwa dan janganlah sekali-kali meninggalkan Dunia ini selain dalam dekapan agama Islam. Semoga pada 10 akhir Ramadhan ini kita semua akan dibebaskan oleh Allah Swt dari Siksaan Api Neraka.

Untitled20

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Selain disebut sebagai bulan puasa, Syahrus Shiyam, Ramadhan juga disebut sebagai Syahrul Qur’an atau bulan Al-Qur’an karena di bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Allah SWT berfirman:

zzzz

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”  (QS Al-Baqarah: 185)
Bagi umat Islam, ayat di atas bukan saja dipandang sebagai sebuah catatan tentang waktu diturunkannya Al-Qur’an, akan tetapi juga memiliki makna lain; yakni harapan tentang adanya sebuah malam di bulan Ramadhan yang dapat melipat gandakan ibadah seseorang hingga kelipatan seribu bulan. Malam itu dikenal luas dengan sebutan “Lailatul Qadar”. Keinginan untuk mendapatkan Lailatul Qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah SAW sendiri menyeru umat Islam untuk menyongsong malam seribu malam ini dalam sabda beliau: Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari).

Kapan datangnya malam itu? Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Nabi Muhammad SAW selalu menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan kepada beliau. Ketika ditanyakan kepada beliau: “Apakah kami mencarinya di malam ini?” beliau menjawab: “Carilah di malam tersebut!”

Hadirin Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Salah satu hikmah dirahasiakannya Lailatul Qadar adalah terpompanya kembali semangat beribadah umat Islam di sepertiga terakhir bulan Ramadhan. “Lailatul Qadr” adalah malam penuh kemuliaan, sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT:

zzzzz

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS Al-Qadr: 1-5)

Terdapat banyak riwayat yang menyebutkan tentang waktu terjadinya malam diturunkannya Al-Qur’an ini. Ada yang menyebutkan Lailatul Qadar terjadi pada tanggal 7, 14, 17, 21, 27 dan tanggal 28 Ramadhan. Sebab banyaknya riwayat mengenai kejadian turunnya Al-Qur’an ini, kiranya tidak mungkin mengetahui waktu tepatnya terjadi Lailatul Qadar. Namun umumnya umat Islam Indonesia meningkatkan ibadah pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Carilah sedaya-upaya kamu untuk menemui Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam ganjil pada akhir Ramadhan”.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Berdasar ayat 1-5 surat Al-Qadr di atas, malam Lailatul Qadar itu mengandung tiga macam kelebihan yaitu:
1. Orang yang beramal pada malam itu akan mendapat pahala sebanyak
lebih dari 1000 bulan yaitu sama dengan 83 tahun empat bulan.
2. Para malaikat turun ke bumi, mengucapakan salam kesejahteraan kepada
orang-orang yang beriman.
3. Malam itu penuh keberkahan hingga terbit fajar.

Menurut hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, menyebutkan bahwa: Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang Lailatul Qadar, lalu beliau menjawab, “Lailatul Qadar ada pada setiap bulan Ramadhan.” (HR. Abu Dawud)

Menurut hadits Aisyah riwayat Bukhari, Nabi Muhamamd SAW bersabda: “Carilah lailatul qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Menurut pendapat yang lain, Lailatul Qadar itu terjadi pada 17 Ramadlan, 21 Ramadlan, 24 Ramadlan, tanggal gasal pada 10 akhir Ramadlan dan lain-lain. Jadi, mengenai lailatul qadar dalam hal ini, tidak ditemukan keterangan yang menunjukkan tanggal kepastiannya.

Namun ada banyak penjelasan mengenai tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar itu. Diantara tanda-tandanya adalah:
1. Pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu panas dengan cuaca sangat
sejuk, sebagaimana hadits riwayat Muslim.
2. Pada malam harinya langit nampak bersih, tidak nampak awan sedikit
pun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas. Hal ini
berdasakan riwayat Imam Ahmad.

Dalam Mu’jam at-Thabari al-Kabir disebutkan bahwa Rasulullah bersabda: “Malam lailatul qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.”

Kedatangan malam Lailatul Qadar sejatinya menjadi rahasia Allah Swt. Hanya sedikit informasi yang disampaikan Nabi Muhammad terkait kapan datangnya malam mulia ini. Diantaranya pada 10 malam terakhir Ramadhan dan antara malam-malam ganjil. Sementara ciri-ciri secara fisik dapat terlihat dari suhu yang sedang, pada malam hari tidak terlihat bintang, serta pada pagi harinya udara matahari bersinar cerah namun tidak terasa panasnya. Dasarnya adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini :

“Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu” (HR. Ahmad)

Juga ada hadits yang senada dari hadits Watsilah bin al-Asqa’ dari Rasulullah Saw.
“Lailatu-Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. At-Thabrani)

Ciri-ciri fisik tersebut sebenarnya sudah ditemukan oleh Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA). Namun mereka tidak mempublikasikan kebenaran adanya fenomena aneh ini untuk menghindari kepercayaan terhadap Agama Islam. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al- Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid.

Siklus satu tahunan (Hijriyah) bernilai 1000 x bulan purnama dan malam yang nilainya 1000 bulan purnama adalah Lailatul Qadar atau malam seribu bulan. Sedangkan Lailatul Qadar terjadi di bulan Ramadhan. Jadi, siklus badai matahari yang berulang setiap tahunan (Hijriyah) terjadi setiap buan Ramadhan. Itulah sebabnya sejarah para Nabi menunjukkan bahwa mereka senang merenungkan hakikat kehidupan, bertahannus, pada setiap bulan.

Sayangnya fakta ilmiah tentang Lailatul Qodar tersebut ditutupi oleh NASA, lembaga antariksa yang berpusat di Amerika. Kepala lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA) telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qodar. Menurutnya sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qodar adalah “baljah”; tingkat suhunya sedang, tidak ada bintang atau meteor jatuh ke atmosfer bumi, dan paginya matahari keluar tanpa radiasi cahaya. Sayyid menegaskan bahwa setiap hari-hari biasa ada 10 bintang dan 20 ribu meteor jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam Lailatul Qodar dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun. Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya dengan alasan agar non-muslim tidak tertarik masuk Islam. Pernyataan ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA yang bernama Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.

Dr. Abdul Basith As-Sayyid dalam sebuah program TV Mesir menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan jabatannya di NASA. Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari pakar Islam. Pakar geologi Islam, Zaglol Najajr, pernah menegaskan bahwa NASA me-remove satu halaman situs resminya yang di publish selama 21 hari. Halaman itu tentang hasil ilmiah yakni cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka’bah di Baitullah ke Baitul Makmur di langit.

Sayyid menegaskan, “jendela” yang berada di langit itu mirip yang disebutkan dalam Al-Quran.

zzzzzz

“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit,lalu mereka terus menerus naik keatasnya. tentulah mereka berkata: “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir”.” (Al-Hijr: 14)

Saat itu Carner dengan bukti jelas bahwa jagat raya saat itu gelap setelah “jendela” itu tersibak. Karenanya, setelah itu Carner mendeklarasikan keislamannya. Setelah Carner masuk Islam, ia menafsirkan fenomena “mencium Hajar Aswad” bahwa batu itu merekam semua orang yang menciumnya. Carner juga mengungkapkan tentang sebagian potongan Hajar Aswad yang pernah dicuri. Setelah 12 tahun diteliti, seorang pakar museum Inggris menegaskan bahwa batu tersebut memang bukan dari planet tata surya Matahari.

Carner kemudian mendatangi pakar Inggris itu dan melihat sample Hajar Aswad sebesar biji(kacang) hims. Ia menemukan bahwa batu itu melancarkan gelombang pendek sebanyak 20 radiasi yang tidak terlihat ke segala arah. Setiap radiasi menembus 10 ribu kaki. Karena itu, tegas Sayyid Abdul Basith, Imam Syafi’i menyatakan bahwa Hajar Aswad mencatat nama setiap orang yang mengunjunginya baik dalam haji atau umroh sekali saja. Carner menambahkan, batu itu mampu mencatat nama-nama orang yang berhaji dengan radiasi gelombangnya. Artikel ini mungkin terlalu berlebihan. Namun patut dijadikan bahan renungan.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Dalam Surat Al-Qadr ayat 3-5 di atas disebutkan bahwa malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu semua malaikat turun dari langit dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Jika dihitung-hitung secara matematis, 1000 bulan = 80 tahun 3 bulan. Jadi, barangsiapa yang berhasil meraih Malam yang penuh kemuliaan ini maka amal kebajikannya akan dilipat gandakan hingga hitungan ini serta segala dosa yang telah diperbuatnya akan diampuni. Keberadaan malam 1000 bulan ini hanya ada di sepertiga terakhir bulan Ramadhan serta khusus hanya untuk umat Nabi Muhammad saja.

Dalam sebuah riwayat, Lailatul Qadar sebenarnya adalah buah dari keluh kesah Nabi Muhammad kepada Allah SWT. Suatu ketika Rasulullah mendengar kisah tentang seorang laki-laki dari Bani Israil. Dalam kisah tersebut, laki-laki dari Bani Israil itu disifati sebagai seseorang yang selalu menyandang senjata di bahunya. Ia berjihad di jalan Allah sebagai seorang martir (Mujahid) selama seribu bulan. Memang dalam sejumlah riwayat, usia manusia yang menjadi umat para Nabi sebelum Rasulullah sangat panjang. Ada yang mencapai 300 tahun bahkan ada yang mencapai 700 thn

Mendengar kisah tersebut Rasulullah merasa takjub dan teringat akan umatnya yang rata-rata berusia pendek. Oleh sebab itu Rasulullah pun kemudian berandai-andai seumpama saja umatnya dikarunia panjang umur seperti umat Nabi sebelumnya pasti mereka juga akan dapat lebih banyak beribadah kepada Allah.
Kemudian Rasulullah pun berkeluh kesah: “Wahai Tuhanku, Engkau lah yang telah menjadikan umatku sebagai umat yang berusia paling pendek sehingga mereka pun memiliki amal yang paling sedikit.”

Sebagai balasan dari keluh kesah Rasulullah ini, Allah pun kemudian memberikan Lailatul Qadar sebagai karunia yang diberikan khusus untuk umat Nabi Muhammad. Dengan keberadaan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini maka umat Islam pun tidak perlu berkecil hati karena memiliki usia yang jauh pendek dari umat-umat Nabi sebelumnya.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Agar mendapatkan keutamaan lailatul qadar, maka hendaknya memperbanyak ibadah selama bulan Ramadlan, diantaranya, senatiasa mengerjakan shalat fardhu lima waktu berjama’ah, mendirikan Qiyamul Lail (shalat terawih, tahajjud, dll), I’tikaf dimasjid, Memperbanyak Sedeqah dan Menunaikan Zakat, membaca Al-Qur’an (tadarus) sebanyak-banyaknya dengan tartil (pelan-pelan dan membenarkan bacaan tajwidnya), memperbanyak dzikir, istighfar dan berdo’a.

Amal tenrang nan ibadat
Paboat aji ko Nene
No ke asi mu samogang
ME PO OLA TU SAMOGANG
PASURU NENE SAMANTA
TU KURANG TAKIT PO CAPA
Jira capa ko pamelang
Mu santurit me ling ate
Angan kasakit kasuda

zzzzzzz

Klik download Naskahnya disini
 
KHUTBAH JUM’AT TERPOPULER :
1.Menjaga Diri dari Bahaya Rancangan Penghancuran Islam
2. Al-aimmah Al-mudhillin (Para Pemimpin Penyesat Umat)
3. Antara Dahsyatnya Bahaya Miras dan Nekatnya Manusia dalam Menentang Allah
4. Antara Wali Allah dan Wali Setan
5. Awas! Jangan Menyamakan yang Tidak Sama
6. Ayat yang Paling Ditakuti oleh Para Ulama
7. Bagaimana Kalau Amalnya Ditolak Seperti Ini
8. Bahaya Virus Materialisme
9. Berlarilah Kepada Allah
10. Bersama Kafirin Tega Merusak Iman dan Akhlaq Ummat Islam
11. Dahsyatnya Pengadilan Akhirat
12. Digembleng Selama Ramadhan dan Lailatul Qadar agar Jangan Terpesona pada Dunia
13. Gejala Kultus dan Membela Kebatilan
14. Generasi Meninggalkan Shalat & Mengikuti Syahwat
15. Generasi Yang Kehilangan Orientasi Hidup
16. Hakikat Bencana Alam dalam Al-Quran
17. Hijrah atau Tetap Jahiliyah?
18. Hindarilah Kebathilan Agar Tidak Tersesat Dari Jalan Allah
19. Islam Jangan Ditawar-tawar
20. Kapan Kiamat Itu?
21. Kejujuran vs Kebohongan

Butuh Naskah Khutbah Jum’at yang lebih lengkap? Klik Download dibawah ini :

Download khutbah jum’at

sapalah kami dengan komentar anda